02.54 |
Read User's Comments0
02.49 |
Tari Polo – Palo
Tari polo – palo merupakan salah satu seni tari yang berasal dari
Gorontalo, Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tarian pergaulan yang
biasa dipentaskan oleh para remaja Gorontalo.
Pada perkembangannya, tari polo – palo terbagi menjadi dua jenis,
yaitu tari palo – palo tradisional dan tari palo – palo modern. Di mana
kedua jenis ini memiliki perbedaan yang terlihat jelas.
Misalnya jumlah penarinya. Tari polo – palo tradisional biasanya
dimainkan oleh penari tunggal yang diringi oleh musik yang dimainkan
sendiri atau solo.
Sedangkan tari polo – palo modern lebih sering ditampilkan secara berkelompok dengan iringan musik yang sudah diaransemen.
Pada tari polo – palo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan
dengan cara memukulkannya pada alat musik tetapi juga pada bagian
anggota penari khususnya lutut dengan irama yang beraturan.
Sedangkan pada tari polo – palo modern, pemukul hanya dipukulkan pada alat musiknya, tidak pada bagian tubuh.
Namun tak dapat dipungkiri pada tari polo – palo modern, para pemain
musik lebih mengandalkan ritme musik yang lebih berkualitas. Hal inilah
yang akhirnya menutut para pemain musik pada tari polo – palo untuk
lebih mengembangkan kemampuan bermusik mereka agar bisa menghasilkan
musik yang indah.
Perbedaan dari kedua jenis tari polo – palo juga terlihat dari bentuk
alat musik polo – palo yang menyerupai bentuk garpu tala. Dalam membuat
alat musik tari polo – palo tradisional tidak dilengkapi dengang proses
penyetaman, sedangkan pada alat musik polo – palo modern dilengkapi
proses tersebut dengna cara meraut bagian lidah polo – palo secara
bertahap.
Pada polo – palo modern biasanya tidak lagi ditambah lubang untuk
membedakan warna bunyi. Tidak seperti alat musik untuk polo – palo
tradisional yang masih memakai lubang tersebut. (nn)
02.48 |
Tari Tor Tor
Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak.
Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang
dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang,
suling, terompet batak, dan lain-lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang
berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke
patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari,
tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki
(jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason
(tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu
dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah
telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso
sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan
adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah,
dan Benua bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika
orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor
biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis. (Kidnesia/berbagai sumber)
Langganan:
Postingan (Atom)